Tuesday, October 3, 2023
HomeTeknologi10 Jenis File Audio yang Perlu Diketahui

10 Jenis File Audio yang Perlu Diketahui

ARTIKEL TERKAIT

Teknosuar.com – Anda mungkin sering mendengar streaming lagu semacam Spotify, YouTube Music, dan semacamnya. Nah, mereka menggunakan ekstensi file audio yang kejernihan suaranya tergantung level berlangganan Anda.

Jika Anda menyadari kejernihan suara ini berbeda-beda, maka Anda juga mesti tahu jenis format audio juga berbeda-beda. Setidaknya format audio terbagi dalam tiga kategori utama.

Ada tiga format audio, yakni format audio tidak terkompresi, format audio lossy compression, dan format audio lossless compression. Ketiganya pun memiliki tipenya masing-masing.

Format Audio Tidak Terkompresi

Format audio tidak terkompresi merupakan hasil rekaman aktual yang ditangkap oleh emsin rekaman dan dikonversi secara langsung ke format digital tanpa pemrosesan lebih lanjut.

Akibat tidak adanya pemrosesan lebih lanjut, file ini cenderung menghabisakan banyak memori penyimpanan. Biasanya sekitar 34 MB per menit untuk stereo 24-bit 96KHz.

Ada beberapa tipe dari format audio yang tidak terkompresi:

PCM (Pulse-Code Modulation)

PCM alias Pulse-Code Modulation merupakan sebuah bentuk digital dari sinyal audio analog yang masih mentah. Sinyal audio merupakan bentuk dari gelombang suara. Gelombang ini diubah menjadi digital ketika direkam dengan alat rekam dengan interval tertentu.

Format PCM ini memiliki “sampling rate” dan “bit depth” tanpa ada kompresi sama sekali. Jadi suara yang dihasilkan lewat PCM ini masih murni hasil rekaman.

Biasanya PCM dipergunakan dalam CD maupun DVD.

WAV (Waveform Audio File Format)

WAV ini lumayan jadul. Bentuk format audio ini menjadi standar dari Microsoft dan IBM pada tahun 1991.

Yang perlu diketahui adalah tidak semua file WAV merupakan file audio yang tidak terkompresi. Sebab WAV juga bisa dipakai untuk audio terkompresi, namun sangat jarang dipakai untuk itu.

WAV ini merupakan bungkus saja. Biasanya berisikan format PCM, sehingga format tersebut bisa dipakai dalam sistem Windows dan Mac.

AIFF (Audio Interchange File Format)

Kalau WAV tadi dikembangkan oleh Microsoft, AIFF ini dikembangkan oleh Apple sejak 1988 untuk sistem Mac mereka.

Jadi sama halnya dengan WAV, AIFF juga bisa berisikan file audio yang terkompresi, namun jarang dipakai untuk itu. Meski dibuat oleh Apple, Windows juga tetap bisa membacanya tanpa masalah.

Format Audio dengan Lossy Compression

Format audio ini merupakan format audio yang melalui proses kompresi dan ada data yang hilang dalam prosesnya. Sehingga format ini banyak dipakai untuk berbagai tujuan.

Kompresi dengan data yang hilang mungkin dianggap bakal mengubah suara jadi jelek. Ternyata jika dilakukan dengan cara dan teknik yang tepat, suara yang dihasilkan malah bisa jernih.

Berikut contoh format audio yang terkompresi dengan mode lossy.

MP3 (MPEG-1 Audio Layer 3)

MP3 merupakan format audio yang paling populer. Ia singkatan dari MPEG-1 Audio Layer 3. MP3 dirilis pada tahun 1993. Nyaris semua perangkat pemutar suara digital bisa membaca dan memutar format audio MP3.

MP3 dibuat untuk menjauhkan semua suara yang tidak diperlukan dan berada dari jangkauan pendengaran manusia normal. Kemudian MP3 juga dibuat agar kualitas suara lebih baik dan ukuran datanya bisa efisien.

AAC (Advanced Audio Coding)

AAC merupakan penerus MP3 yang dikembangkan pada tahun 1997. Namun begitu, jenis ini sampai sekarang belum bisa menyaingi popularitas MP3.

Padahal secara umum format AAC lebih canggih dari MP3. Sehingga banyak platform streaming sebetulnya sudah memakai AAC daripada MP3. Namun untuk saling tukar file audio, banyak yang masih memilih MP3.

OGG (Vorbis)

OGG sebetulnya tidak masuk kedalam kubu manapun. Sebab OGG hanyalah wadah multimedia untuk menampung semua format audio yang sudah trekompresi. Namun ia sering dipakai untuk menampung Vorbis, sehingga kerap disebut OGG Vorbis.

Vorbis dirilis pertama kali pada tahun 2000 dan semakin populer karena memakai prinsip open-source. Bahka kinerjanya jauh lebih baik dari format lossy compression lainnya.

WMA (Windows Media Audio) versi Lossy

WMA dirilis pertama kali pada 1999 oleh Microsoft. Sama halnya dengan AAC dan OGG, WMA juga dibuat untuk mengurangi kekurangan yang ada pada metode kompresi MP3.

Masalah WMA yang tidak populer, sebetulnya karena Windows tidak membuatnya jadi sumber terbuka saja.

Format Audio dengan Lossless Compression

Format audio lossless compression merupakan format dimana file audionya mengalami kompresi namun tidak kehilangan data sama sekali. Jadi ini berbeda dengan lossy compression.

Kekurangan dari format audio jenis ini tentu saja filenya jadi lebih besar. Bahkan dalam banyak kasus filenya bisa dua hingga lima kali lebih besar dari aslinya.

Berikut merupakan tipe dari format audio lossless compression:

FLAC (Free Lossless Audio Codec)

FLAC merupakan format yang diperkenalkan sejak 2001. FLAC ini merupakan open-source yang mengompresi file hingga 60% tanpa kehilangan data.

FLAC merupakan alternatif dari MP3 untuk urusan format audio yang terkompresi namun datanya tidak hilang. Sehingga jika Anda menginginkan suara yang mentah namun sudah melewati proses kompresi, FLAC pilihan yang bagus.

ALAC (Apple Lossless Audio Codec)

ALAC kerap disebut Apple Lossless saja karena memang dibuat oleh Apple pada 2011.

ALAC memang bagus, namun banyak yang mengatakan format ini kurang efisien dibandingkan FLAC untuk urusan kompresi. Sayangnya pengguna Apple tidak punya pilihan, karena iTunes dan iOS hanya mendukung ALAC dan tidak bisa mendukung FLAC.

WMA (Windows Media Audio) versi Lossless

Diatas memang sudah disebutkan WMA, namun kali ini WMA versi lossless. Dan format ini merupakan yang terburuk dibandingkan FLAC dan ALAC. Untungnya format ini hanya untuk pengguna Windows, jadi untuk selain itu, Anda bisa menggunakan FLAC maupun ALAC.

Demikian beragam tipe format file audio yang perlu Anda ketahui.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Populer